Kamis, 22 November 2012

Tanganku gatal nih, pengen ceritaa!!

hai guys, jumpa lagi yak di postinganku yang kedua..
yah, setelah beberapa hari mood ku ilang akhirnya balik lagi nih hehe
oke oke kemarin aku lupa ya nggak bilang kalo aku itu lumayan suka ya bikin cerita alias cerpen
so, di postingan kali ini aku mau unjuk gigi nih tentang hasil karyaku
check this out yappp.. :D



Di Ujung Pelangi
                        Perlahan tapi pasti, akan kutepis rasaku ini untukmu. Aku tahu, menyesal di saat seperti ini tidak akan mungkin merubah semua yang telah terjadi, aku tak punya pilihan, aku harus menghadapinya. Sebenarnya, aku ingin sang waktu mengizinkanku untuk kembali beberapa jam yang lalu. Akan tetapi semuanya terlambat! Karena sekeras apapun aku menginginkannya, sebesar apapun pengorbananku, semua hanya sia-sia.
Aku tidak berhak mengubahnya. Tidak sampai kapanpun!!!
                                                                                               
          Pagi itu....
      Seperti hari biasa, aku bangun pukul empat pagi. Tapi tunggu, ada yang aneh pagi itu. Mmm.. kenpa alarmku nggak berbunyi ya? Padahal selama ini aku nggak pernah bisa bangun tanpa ‘ayam’ kesayanganku. “ugh, pasti aku lupa tadi malem,” gerutuku dalam hati. Aku tidak mempedulikan hal itu, aku segera bangkit dari kasurku dan lantas kurapikan kasurku akibat tidurku yang seperti kucing. “seginikah ulahku waktu waktu tidur? Uhh!!”. Saat itu juga aku menyadari lampu kamarku tidak seperti biasanya, kali ini terasa lebih bercahaya dan panas. Akupun tak habis pikir, tiba-tiba aku teringat yudhi, ya yudhistira fernando. Dialah lelaki yang dua tahun belakangan ini menjadi pelabuhan bagi hatiku. Langsung saja aku ambil hpku yang tergeletak di atas meja balajar dan segera kuraih,  aku berharap dia menelfonku pafi ini, ugh tapi nihil, tak ada panggilan ataupun sms satu pun dari dia, kecewa deh. “mmm.. tapi nggak papa deh, sblum brngkat ntar aku main dulu ke rumahnya. Ckckck, aduh kangen bangettt” -.-
       Oiya, aku belum memperkenalkan diriku sendiri, saking semangatnya cerita nih. Hehehe.. oke aku ainaya vanka. Temen-temen kampusku lebih sering memanggilku naya atau aya juga boleh. Bagus ya namaku :D yayalah ainaya itu nama pemberian kakekku, kata kakek artinya pelangi.aku sekarang ada di semester 4 di sebuah universitas di kota bandung. Yah, kalau dihitung-hitung bulan ini umurku 19 tahun :P
       “waduh, udah jam 5 nih” kataku. Tanpa menunggu lama lagi aku segera mengambil handuk yang tidak jauh dari tempat tidurku dan kemudian aku mandi. Tak lama kemudian aku sudah berada di depan kaca hias. “yey!! Hey aya hari ini kamu harus keliatan cantik gih, pangeran yudhi, tunggu aku yaaa aku pasti datang kok. Hehehhe” aku berbicara sendiri sambil senyum-senyum tidak jelas.
       Setengah jam kemudian,aku sudah siap berangkat ke kampus. Eh salah, maksudku bertemu sang pangeran hihihi. Aku keluar dari kamar dan menuju ruang makan yang terletak di lantai bawah. Tapi, ada yang aneh lagi,rumahku sepi. Kemana perginya semua orang? Kupanggil mereka tapi tak ada jawaban satupun.”mamahh..papah.. kak fathir, ihhh dimana sih kalian? Tega banget ninggalin aku sepagi ini. Mbak nahhh..yah mbok masak ikut ngilang juga sih? Rese” . ya udah karena terpaksa aku menuju meja makan siapa tau aja sudah ada sesuatu yang bisa aku santap. Tapi bener-bener kali ini takdir tidak berpihak kepadaku sama sekali, tidak ada pilihan lagi selain aku harus berangkat dengan perut kosong. Hikzzz.” Roti nggak ada, selainya juga ilang. Apa-apaan ini? Masak Cuma minum air putih doang?”
       Aku bergegas menuju ke garasi, setelah kekecewaan yang kudapat di dapur.kuambil kunci ‘jazz’ku . akan tetapi betapa terkejutnya ketika aku menyadari tak ada mobil kesayanganku disana. Kemana perginya mobil itu ya? “huh, pasti papah penyebab semua ini. Kenapa sih papah nggak pernah bilang kalau mau pinjem mobil? Kebiasaan deh” aku langsung berbalik badan dengan lemas” tunggu!! Kalau emang papah yang pinjem mobil, tapi kenapa kuncinya ada?? Oh my god, surprise apa lagi kali ini.” Aku benar-benar tidak mengerti tentang apa yang kualami hari itu, sepertinya dewi fortuna enggan bersahabat denganku kali ini.
       Akhirnya dari pada aku mengutuk kemalangan nasibku sendiri aku memilih jalan alternatif lain, yaitu dengan naik bus.kali ini jam sudah menunjukkan pukul 06.15 dan kuliahku akan dimulai 45 menit lagi. Aku cepat-cpat atau aku akan menanggung malu ditangan dosen aljabar yang sadis itu.hiii.. dengan terpaksa aku harus membatalkan rencanaku untuk bertemu yudhi. Sampai di halte bus aku melihat sekerumunan orang, aku mencoba untuk menyapa mereka, siapa tau aja beteku bisa hilang, tapi ternyata enggak juga yang ada aku makin tambah bete krna tak seorangpun menanggapi ucapanku, akhirnya aku mengalah dan menjauh dari kerumunan tadi. Kulihat seseorang perempuan di kejauhan. Sepertinya aku mengenal dia.tapi siapa?? “mmm..rasti? ngapain dia pagi-pagi disini? Samperin ah”. “hai ti” sapaku.”halooo rasti, kok pagi-pagi kamu sudah disini?nungguin bis juga ya”kataku kemudian. Tapi rasti yang kuajak berbicara dia hanya diam dan asyik memencet-mencet tombol hpnya seolah tidak mendengarkan aku “ih sombong banget nih anak! Pura-pura nggak denger lagi awas lu ya” kataku sebal sambil merutuki rasti. Tapi tak lama kemudian bis yang kutunggu datang, aku berlari menghapiri karena tak ingin ketinggalan.
       Di dalam bis penuh sesak dan seakan-akan tidak ada yang mempedulikanku. Kepulan asap rokok di depanku membuatku harus terbatuk berkali-kali dan membuat mataku panas. Belum lagi bau sayur-sayuran yang diangkut pedagang itu. Semua membuatku mual dan aku merasa ingin muntah saat itu juga, tapi beruntung bagiku, karena tidak lama lagi kampusku akan terlihat. “pak, kiri pak!” aku berteriak pada sopir bus yang ada di depan, “pak, kiri” teriak ku lagi. Tapi sepertinya sopir bus itu tak mendengar suaraku. Akhirnya dengan terpaksa aku mendekati pintu bus dan berteriak cukup kencang sambil memukul pintu bus, tapi tetap nihil. “tuhannnn mengapa hari ini begitu menyebalkan? Haruskan aku melompat keluar dari bus ini? Ahh” tanpa berpikir panjang aku langsunh lompat dari pintu bus dan terguling di jalan.” Dasar sopir sial! Bisa-bisanya aku jatuh kayak gini? Untung aku nggak lecet!”
       Akupun segera berdiri dan berjalan menuju kelasku, sepanjang jalan tak kulihat teman sekelasku satupun, sempat terlintas dalam benakku apa mungkin aku terlambat ?. pikiran itupun lenyap seketika aku sampai di depan pintu kelasku. Kosong! Kelasku kosong, sebenarnya bukan kosong hanya 5 anak di dalam sana, itupun termasuk diriku. Aku heran kemana perginya semua temanku? Apakah mereka sedang colut total atau? “hah, kenapa widya nggak bilang hari ini ada bolos massal? Kan gue mau ikutan tuh! Rese banget tuh anak! Sial lagi” batinku dalam hati. Aku segera mengambil kursi di barisan paling depan. Kutoleh ke belakang. “huft mereka lagi! Nggak ada yang lainnya apa? Kenapa harus adhel dkk. Kenapa? “ huft, menit demi menit kulewati dengan rasa ‘boring’ yang tak tertahankan. Untungnya beberapa saat kemudian pak heru datang dan .. tapi ada yang aneh kenapa wajahnya murung begitu? Seumur-umur bapak dosen yang satu ini selalu terlihat ceria. Tapi tidak hari ini. Kenpa ya? “anak-anak, bapak turut berbelasungkawa atas kepergian teman kalian hari ini, marilah kita mendoakan agar dia diterima disisNYA dan kita semua yang ditinggalkan diberi ketabahan. Aminn”  aku semakin tidak paham dengan apa yang diucapkan pak heru tadi, “maaf pak memang siapa yang bapak maksud?” tanyaku pada pak heru. Tapi apa yang terjadi? Beliau hanya terdiam membisu begitu pula dengan teman-temanku
       Akhirnya mata kuliah tadi selesai juga, setelah bete tingkat tinggi karena dibuat penasaran, aku akhirnya memutuskan untuk pergi menemui yudhi,aku tau jam segini dia pasti sedang dirumahnya karena mata kuliahnya kosong, karena letak tempat kosnya yang tidak jauh dari tempatku aku memutuskan untuk berjalan kaki sambil menikmati udara bandung yang mulai panas.
       Sambil berjalan aku mengeluarkan handphonku yang dari tadi sengaja kumasukkan dalam tas, mungkin ada sms atau telfon dari seseorang , batinku. Setelah kucek ternyata tetap saja nihil tak ada satupun sms singgah di handphoneku “ini hp apa kuburan sih sepi banget hari ini, yudhi juga nggak talfon nggak sms kemna aja sih dia, huh”. Karena kesal aku tak mempedulikan sekelilingku, sampai akhirnya lamunanku dikejutkan oleh suara berisik. Karena penasaran, akupun mencari asal suara gaduh tersebut, ternyata tidak jauh dari tempatku berdiri. Segera kuhampiri asal suara tadi yang ternyata  sekelompok orang tengah mengerumuni sesuatu. “ ada apaan ya? Kok firasatku nggak enak?”.akhirnya aku mendekat dan ikut berjejal-jejalan melihat apa yang terjadi
       Betapa kagetnya setelah aku mengetahui di depan mataku sebuah mobil jazz putih ringsek, seperti habis menabrak sesuatu. “aku mengenal mobil ini, tapi punya siapaa?” setelah berfikir keras akhirnya aku teringat sesuatu.
“nggak, nggak mungkin ini mobilku, apa yang terjadi?mengapa banyak darah di mobil itu? Papah..papahh” tanpa berpikir panjang lagi aku segera berhambur menjauhi kerumunan itu dan pergi menuju rumah.
       Aku tak percaya apa yang kulihat. Begitu aku memasuki halaman rumahku terlihat bendera kuning ada di mana-mana. Ada apa ini? Mengapa semua orang berpakaian hitam? Apaa..
Aku segera berlari ke dalam rumah. Betapa terkejutnya aku melihat seseorang perempuan terbaring kaku di tengah ruangan, perempuan itu tetap diam tak bergeming, sementera orang-orang disisinya membacakan talil dan doa. “ nggak-nggak mungkin, kenapa wajahku dan dia sama? Siapa dia? Tidak mungkin itu aku! Tidak!!” jeritku. “ nggak mungkin! Nggak mungkin aku sudah mati” jeritku semakin histeris. Aku segera menghampiri mamah dan papahku “mah, pah katakan apa yang sedang terjadi. Itu bukan aku kan? Bukan kan pah! Mah? Ayo jawab!! Jawab pertanyaanku.... kenapa kalian diam? Ayo jawab”suara tangisku semakin pecah tak terbendung sementara mamah dan papah tetap diam seperti tak mendengarku. Kulihat kak fathir, aku segera menghampirinya berharap dia akan menjawab semua pertanyaanku dan mengatakan bahwa aku masih disini. Tapi tetap saja aku ak mendapatkan jawaban yang aku inginkan, begitu juga teman-temanku. Mereka semua tak mendengarku, tak melihatku dan tidak menyadari kehadiranku disana. Ini tidak mungkin terjadi, pasti ada yang salah. Pasti!! Mungkin mereka semua sedang mengerjaiku, aku yakin aku nggak bleh kebawa emosi.
       Akhirnya dengan hati shock aku meninggalkan kerumunan orang-orang tadi dan menuju ke kamarku di lantai atas. Tiba-tiba aku melihat yudhi sedang menyendiri seorang diri. Bak disambar petir, aku tidak mempercayai penglihatanku saat itu. Kenapa yudhi ada disini? Karena penasaran akupun menghampirinya, berharap dia akan menghiburku dan meyakikanku bahwa semua tadi hanya surprise dan kerjaan iseng yang nggak ada gunanya.”sayang, apa yang terjadi padaku?kenapa semuanya jadi seperti ini.” Tanyaku padanya. “jawab dong, jawab yud, aku yakin kamu pasti tau aku ada disini. Jangan seperti mereka,aku benci dipermainkan kayak gini” teriakku di hadapannya “yud, jawab yud. Kalau kamu diem aja itu tandanya kamu gk sayang aku lagi” kataku kemudian. Yudhi tetap diam tidak bergeming, bahkan tubuhnya semakin bergetar hebat. Seketika saat itu juga aku merasa lemas dan tidak bertenaga, seolah-olah lutu ini tak mampu lagi menopangku. Aku akhirnya duduk terjatuh di hadapannya, di hadapan kekasih yang aku cintai. Perlahan-lahan aku mengangkat wajahku kucoba untuk melihat dia, aku yakin pasti saat itu dia sedang menahan tawa melihat aku menangis, melihat semua kekonyolan dan kebodohanku. Kulihat wajahnya, lalu matanya. Alangkah terkejutnya aku ketika melihat apa yang terjadi padanya! Dia menangis!” Tidak, kamu nggak boleh nangis yud. Aku disini. Aku selalu disini sayang. Dengerin aku” aku tak kuasa menahan gejolak yang kurasakan, semua perasaan marah,emosi, dan sedih berkumpul menjadi satu, ingin sekali saat itu juga aku membuang jauh-jauh semua rasa itu.
       Tiba-tiba tanpa aku sadari yudhi bergerak, dia seperti ingin mengambil sesuatu. Sebuah kotak merah ia keluarkan dari sakunya. “yud, jangan bilang kalo kamuuu..” “aya sayang, kamu tau kan ini apa?” aku histeris begitu mengerti apa yang dia maksudkan “ini cincin pertunangan kita. Aku membelinya 2 hari yang lalu... akuu aku berniat memberikannya untukmu hari ini kamu tau, di hari ulang tahunmu aku berharap cincin ini akan menjadi kado terindah untukmu. Tapi apa dayaku aya... tuhan sudah berkehendak lain, aku mencintaimu, aku menyayangimu lebih dari apapun di dunia ini. Tapi tuhan lebih sayang kamu ya, DIA ingin kamu berada disisiNYA dari pada memberikannya untukku...” yudhi terlihat begitu shock dan sedih saat mengucapkan kalimat itu. Dia tidak pernah serapuh itu selama hidupnya, semua orang tahu yudhi adalah orang yang kuat, “tidak mungkin yud, ini semua nggak mungkin terjadi. Jika tuhan lebih sayang padaku tentu tuhan akan mengijinkan aku bahagia bersamamu” kataku pelan, seakan suaraku tertahan.
       Tak lama kemudian semua orang keluar dari rumahku. Mereka akan menguburkanku, mereka akan menyatukanku dengan tanah saat itu juga. dimana aku berasal dan akhirnya kembali.
                                                                                                                                                      
       “tidak, hentikan semua sandiwara ini mah,pah! Siapapun yang dapat mendengarku. Aku belum mati! Aku masih disini. Aku mohon tolonglah akuu...” jeritku histeris ketika kulihat tubuhku perlahan-lahan tertutup oleh tanah. Aku berusaha berlarian kesana-kemari berharap ada seseorang yang dapat menolongku. Tapi sepertinya semuanya sia-sia. Karena semakin aku berlari semakin kenyatan itu menjadi jelas bahwa aku telah tiada. Aku telah mati! Akhirnya aku hanya dapat b erpasrah melihat jasadku telah terkubur rata dengan tanah.semuanya seolah berjalan lambat saat itu. Aku dapat melihat jelas bagaimana reaksi orang-orang saat itu. Papah,mamah, kak fathir, yudhi,widya,dan semuanya. Aku berdiri di samping yudhi. Kucoba untuk menggenggam tangannya, mungkin untuk yg terakhir kalinya, kuraih tangannya. Tapi sepertinya kehendak berkata lain,tanganku tak dapat meraihnya.
       “aya, mamah papah sayang sama kamu. Kita disinisayang aya. Aya tenang ya disana.disini kami selalu mendoakanmu, malaikat kecilku”kata mamah aya. “ aya sayang, anak papah yang paling cantik. Papah bangga punya anak sepertimu, yang tenang ya sayang, damai disana! Kami semua kehilanganmu.”kata papah tak kuasa menahan tangisnya.
       “adekku yang cantik,Yang imut, ngangenin. Kakak sayang sama adek. Tapi harus gimana lagituhan lebih sayang kamu dek. Maafin kakak ya selama ini. Aku sudah maafin kau kok aya. You will be my best sister ever aya. I miss you”kata kak fathir. “aya, aku bener-bener nggak nyangka kamu bakal ninggalin kita seperti ini. Raga kita boleh terpisah tapi persahabatn kita nggak akan terpisah sampai kapanpun. Kita selalu sahabat aya sayang, semua kenangan denganmu akan menjadi hal yang takkan terlupakan dalam hidup kita. Kamu sahabat terbaikku, selamanya”.
       “aya sayangku, aku bener-bener nggak nyangka kamu bakal ninggalin aku secepat ini.aku mencintaimu kamulah yang terbaik untukku. Aku tak tahu lagi apa yang akan aku lakukan disini tanpamu. Kini kau telah tiada , takan ada seorangpun yang mampu menggantimu dihatiku. Separuh hatiku ikut bersamamu ya. I love you aya.. mengenalmu adalah hal terindah di hidupku. Aku bahagia bisa menjadi orang yang kamu sayangi. Mencintaimu seperti berada di atas awan, tapi kehilanganmu seperti dihempaskan ke tanah, sakit sayang!”kata yudhi.
       Perlahan tapi pasti semua orang meninggalkanku satu persatu. Kini aku sendiri di tempat ini. Kulihat sekitar ku, hari sudah mulai gelap. Suara lolongan anjing menambah suasana menjadi semakin menakutkan. Aku mencoba berpikir  apa yang telah terjadi padaku. Kulihat cincin itu diatas pusaraku, aku hanya membayangkan bagaimana jika cincin itu berada di jariku, aku pasti senang sekali.
       Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Pagi itu sekitar pukul setengah empat aku keluar rumah. Pagi itu aku berencana pergi ke rumah yudhi. Karena aku teringat aku melupakan pertemuanku dengannya. Karena merasa bersalah pagi itu juga aku ingin ke rumahna untuk meminta maaf. Di tengah perjalanan aku mengantuk dan tanpa aku sadari  brakkkk.... ternyata mobilku menghantam sebuah truk besar dan tiba-tiba semuanya gelap. Hingga aku terbangun kembali . aku masih tidak dapat mempercayai ini. Semua terjadi begitu saja tanpa dapat aku hindari.
       Aku melihat cahaya putih bersinar. Semakin kuperhatikan cahaya putih itu semakin lama semakin besar. Dan tak lama kemudian cahaya tadi membentuk sebuah tangga yang teramat sangat terang. Tanpa berfikir panjang aku pun menaiki tangga itu. Dan kulihat sebuah tempat yang sangat indah. Tempat itu seperti di atas awan, penuh dengan pelangi. “aku suka tempat ini. Disini aku akan menunggu orang-orang yang aku cintai. Aku akan menunggu mereka sampai kapanpun tak peduli berapa lama itu. Terasuk pangeranku ‘yudhistira fernando’. Aku menunggu kalian” :’)



Tuhan..
Jika memang ini jalan terbaikMu untukku
Aku akan terima tuhan, betapapun sulitnya
Betapapun aku tak sanggup
Betapapun harus kurelakan semua yang kumiliki
Aku akan terima keputusanMu
Tapi aku mohon satu hal
Tolong jaga orang-orang yang aku sayangi
Aku nggak mau mereka semua sedih
Aku nggak mau mereka terus meratapi kepergianku
Sampaikan salamku pada mereka
Aku disini bahagia bersamaMu
Buat mereka selalu tersenyum,tuhan
Jangan ada air mata duka menetes dari mata mereka
Jangan lupakan ingatan tentang aya
Maafkan aya, yang hanya bisa memberi sedikt warna di hidup mereka
Tapi aya akan menunggu kelian disini
Di ujung pelangi :’)

                                                                                 

Oleh: resti fouziah
                                                       Email: restifouziah@gmail.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar