Tugas
Ilmu Alamiah Dasar
Pelangi
Sebagai Fenomena Alam
Disusun
oleh
Resti Fouziah E0013333
Fakultas Hukum
Universitas
Sebelas Maret
2013
ABSTRAKSI
Pelangi
merupakan salah satu dari berbagai fenomena alam yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Pelangi yang kita temukan di langit biasanya berupa
untaian spektrum dari beberapa warna yang indah, dengan warna dominan merah,
kuning, hijau, dan biru. Bahkan jika kita sedang beruntung, kita bisa melihat
seberkas cahaya tipis ungu di bawah warna biru kehijau-hijauan. Pelangi yang
sering kita jumpai berbentuk seperempat lingkaran maupun setengah lingkaran.
Semua itu tergantung dari letak pengamatan kita, dan keadaan awan pada saat
itu.
Pelangi
dapat kita jumpai saat pagi maupun sore hari, ketika udara sangat panas dan
hujan turun rintik-rintik selama masih ada cahaya matahari kita bisa menemukan
pelangi setelah hujan tadi. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita
berdiri membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara
berkabut atau berembun. Percikan air di sekitar air terjun menjadi media untuk
menguraikan warna dari cahaya matahari yang bersinar.
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyusun makalah untuk memenuhi tugas dalam rangka
memenuhi tugas UKDI mata kuliah Ilmu
Kealaman Dasar dengan judul “Pelangi Sebagai Fenomena Alam”
Dalam
makalah ini akan dibahas apakah pelangi itu, dan bagaimana proses terjadinya
pelangi, bagaimana pembentukannya jika dilihat dari segi keilmiahan dan menurut
pendapat para ahli. Pelangi adalah fenomena alam yang paling sering kita temui
di dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk pelangi yang kita jumpai pun
berbeda-beda, terkadang berupa garis vertikal, horisontal, maupun berbentuk
setengah lingkaran. Awalnya masyarakat kuno berpendapat bahwa pelangi adalah
selendang-selendang bidadari yang sedang turun dari khayangan untuk tinggal di
bumi, namun semua itu hanyalah anggapan atau khayalan saja dan tidak dapat
dibuktikan secara empiris. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu dan ilmu
pengetahuan, semuanya menjadi semakin jelas dan dapat diketahui bukti
kebenarannya .
Tiada
gading yang tak retak. Saya menyadari makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapakan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Surakarta, 10 Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .............................................................................i
ABSTRAKSI
.......................................................................................ii
KATA
PENGANTAR ..........................................................................iii
DAFTAR
ISI ......................................................................................iv
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH ...................................................1
1.2 RUMUSAN
MAKALAH ....................................................................1
1.3 TUJUAN
MASALAH ....................................................................2
1.4 BATASAN
MASALAH .................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN PELANGI ..................................................................3
2.2
SPEKTRUM WARNA ...................................................................3
2.3
PROSES PEMBENTUKAN PELANGI ..........................................4
2.4 FAKTOR-FAKTOR TERBENTUKNYA
..........................................5
2.5 PERCOBAAN SEDERHANA
...........................................................7
BAB
III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
...........................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................10
LAMPIRAN
................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Fenomena
alam adalah peristiwa non-artifisial dalam pandangan fisika, dan kemudian tak
diciptakan oleh manusia, meskipun dapat memengaruhi manusia. Contoh umum dari
fenomena alam adalah letusan gunung berapi, cuaca, dan pembusukan.
Menurut
kamus besar bahasa indonesia, fenomena alam adalah hal-hal yang dapat
disaksikan oleh panca indera dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
Atau sesuatu yang luar biasa; keajaiban; fakta; kenyataan.
Fenomena
alam adalah hal yang luar biasa dalam kehidupan di dunia dan dapat terjadi
dengan tidak terduga dan tampak mustahil dalam pandangan manusia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Sesuai
latar belakang diatas, rumusan masalah untuk makalah ini adalah:
1. Apa
itu pelangi?
2. Apa
itu spektrum warna?
3. Bagaimana
proses terbentuknya pelangi?
4. Faktor-faktor
apa sajakah yang mendorong terbentuknya pelangi?
5. Bagaimana
kita bisa memahami proses terbentuknya pelangi melalui sebuah percobaan sederhana?
Apa yang perlu kita lakukan?
1.3 TUJUAN MAKALAH
Sesuai
dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, makalah ini memiliki
tujuan untuk:
1. Memberikan
pengetahuan tentang pengertian dari pelangi
2. Menguraikan
lebih lanjut bagaimana proses terbentuknya pelangi secara ilmiah dan empiris
serta rasional.
3. Menguraikan
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terbentuknya pelangi
4. Memberikan
cara untuk memahami proses terbentuknya pelangi melalui sebuah percobaan nyata
yang bisa dilakukan.
1.4 MANFAAT PENULISAN MAKALAH
Penulis
berharap pembuatan makalah ini akan membawa manfaat bagi beberapa pihak
terutama bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
fenomena-fenomena alam yang sering terjadi, khusunya pelangi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
PELANGI
Pelangi
adalah salah satu fenomena optik yang terjadi secara alamiah dalam atmosfir
bumi. Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit,
pelangi tampak sebagai busur cahaya
dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu
saat hujan ringan.
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan
bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si
pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air
dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat
busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.
2.2
SPEKTRUM WARNA
Dalam
fisika, warna-warna lazim diidentifikasikan dari panjang gelombang. Misalnya,
warna merah memiliki panjang gelombang sekitar 625 – 740 nm, dan biru sekitar
435 – 500 nm. juga memiliki frekuensi 4,3 x 1014 Hz sampai 7,5 x 1014 Hz.
Cahaya
merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Cahaya
matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih
cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang
berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang
dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna-warna ini adalah komponen
dari cahaya putih yang disebut cahaya tampak (visible light) atau gelombang
tampak. Komponen lainnya adalah cahaya yang tidak tampak (invisible light),
seperti inframerah (di sebelah kanan warna merah) dan ultraviolet (di sebelah
kiri jingga).
Panjang
gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa
dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum warna. Di
dalam spektrum warna, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru
serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang
gelombang.spektrum warna akan terbentuk ketika terjadi pembiasan melalui suatu
media atau medium tertentu. Pada pelangi, proses berurainya warna terjadi
ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum warna
melalui media air hujan.
2.3
PROSES PEMBENTUKAN PELANGI
Alat paling sederhana yang sering
dipakai untuk menguraikan warna putih adalah prisma kaca. Sebuah prisma kaca
menguraikan cahaya putih yang datang menjadi komponen-komponen cahayanya. Di
alam ini tidak hanya prisma yang bisa menguraikan cahaya. Tetesan air dari air
hujan adalah salah satu contoh benda yang tersedia di alam yang bisa
menguraikan cahaya putih. Ketika seberkas cahaya putih mengenai setetes air,
tetesan air ini berprilaku seperti prisma. Dia menguraikan sinar putih tadi
sehingga terciptalah warna-warna pelangi. Setetes air berprilaku seperti prisma
ketika menerima seberkas cahaya putih. Cahaya tersebut sebagian dipantulkan ke
arah pengamat, sebagian lagi diteruskan.
Pelangi terbentuk karena pembiasan
sinar matahari oleh tetesan air yang ada di atmosfir proses terjadinya pelangi adalah
bermula dari ketika cahaya matahari melewati sebuah tetes hujan yang kemudian
dibelokkan atau dibiaskan sedemikian rupa menuju tengah tetes hujan tersebut,
yang memisahkan cahaya putih itu menjadi sebuah warna spektrum. Hal ini
dinamakan proses dispersi cahaya, yaitu pembiasan cahaya (dari hasil transmisi
cahaya) yang mengkonversikan cahaya monokromatis (satu warna berupa cahaya
putih matahari) menjadi polikromatis (spektrum yang dibentuk pelangi). Kemudian,
warna-warna yang terpisah ini memantul di belakang tetes hujan dan memisah
lebih banyak lagi saat meninggalkannya. Akibatnya, cahaya tampak melengkung
menjadi kurva warna. Tiap warna dibelokkan pada sudut yang berbeda. tetesan air
B yang memiliki panjang gelombang terpendek dan frekuensi tertinggi
dibengkokkan yang paling awal memberikan warna ungu dan terdapat di bagian
kurva. Dan cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang terpanjang dan
frekuensi terendah dibengkokkan yang paling akhir oleh tetesan air A hanya
sampai ke mata kita yang menghasilkan warna merah yang terdapat pada bagian
luar. Sehingga antara warna merah dan ungu tidak saling bertemu, warna merah
berada di paling ujung pada pelangi dan warna ungu berada di paling bawah pada
pelangi.
Warna dalam pelangi seperti
blok-blok yang lebar dikarenakan kita hanya melihat satu warna untuk satu
tetesan air.Tetesan-tetesan air di antaranya memberikan masing-masing satu
panjang gelombang pada mata kita. Sehingga pada akhirnya si pengamat melihat
pelangi dengan warna yang lengkap. Kita hanya bisa melihat pelangi maksimal
setengah lingkaran.
Untuk melihat pelangi utuh satu
lingkaran, maka kita harus berdiri di tempat yang lebih tinggi. Ini adalah
benar bahwa pelangi berbentuk lingkaran, bukan parabola seperti anggapan
beberapa orang. Di tanah, kita hanya melihat maksimal pelangi setengah
lingkaran. Kalau kita berdiri di atas hujan, misalnya di pesawat terbang, maka
kita bisa melihat pelangi satu lingkaran utuh.
2.4
FAKTOR-FAKTOR TERBENTUKNYA
Proses
terjadinya pelangi ini pertama kali diamati oleh Sir Isaac Newton (Inggris) pada abad ke-17 melalui percobaannya
waktu itu. Newton menemukan bahwa cahaya putih matahari sebenarnya merupakan
campuran dari cahaya berbagai warna. Ia menyorotkan sedikit sinar matahari
melalui sebuah prisma kaca berbentuk segitiga dalam sebuah ruang gelap. Bentuk
prisma tersebut membuat berkas sinarnya membelok dan kemudian memisah menjadi
suatu pita cahaya yang lebar. Di dalam pita ini, Newton melihat spektrum warna
dari pola dispersi yang dibentuk. Spektrum warna ini adalah merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila dan ungu.
Cahaya bergerak dalam bentuk gelombang karena
sifatnya yang memiliki dualisme gelombang partikel (pada saat tertentu bisa
bersifat sebagai gelombang dan pada saat tertentu bisa bersifat sebagai
partikel). Panjang gelombang yang dimiliki akan menentukan warna pada cahaya.
Pelangi dan efek cahaya lain di langit disebabkan oleh cahaya yang membias
menjauhi garis normal pada partikel.
Pada tahun 1852, ilmuwan Jerman,
Ernst Von Brycke, menyatakan bahwa warna biru langit diakibatkan oleh
partikel-partikel di atmosfer yang menyebarkan cahaya matahari saat memasuki
atmosfer. Kemudian, dua fisikawan Inggris, Lord Rayleigh (1842-1919) dan John
Tyndall (1820-1893) mempunyai penjelasan lain. Rayleigh berpendapat bawah
bagian biru dari cahaya matahari disebarkan oleh debu dan uap air, tetapi dia
salah. Molekul udara sendirilah yang menyebarkan cahaya. Meskipun demikian kita
masih menyebut jenis penyeberan ini sebagai efek Tyndall, atau penyebaran
Rayleigh, sesuai dengan nama kedua ilmuwan tersebut.
Pelangi dan efek cahaya lain di
langit disebabkan oleh cahaya yang membias dan menyimpang menjauhi partikel.
Saat Matahari terbenam, langit menjadi merah karena sinar matahari lewat
melalui atmosfer yang jauh lebih tebal daripada ketika matahari berada tinggi
di langit pada siang hari. Cahaya biru disebarkan diluar jalur cahaya, dan kita
melihat panjang gelombang yang lebih merah.
2.5
PERCOBAAN SEDERHANA
Latihan Membuat Pelangi :
Bahan-bahan :
1. Lampu senter
dengan sorot yang sempit
2. 4 hingga 6
buah batang lem
3. Latar belakang putih (kertas,
dinding atau kain)
4. Selotip bening
5. 2 Filter polarisasi
Langkah-langkah :
- Sorotkan senter pada ujung salah satu batang lem, peganglah ujung satunya sekitar 1 cm dari latar belakang putih. Perhatikan bahwa ujung batang lem yang paling dekat dengan senter warnanya berbeda dengan ujung batang lem yang dekat dengan latar belakang putih. Perhatikan warna lingkaran pada latar belakang putih.
- Sambungkan dua batang lem pada ujung-ujungnya dan satukan dengan selotip bening.
- Ulangilah langkah 1, dan perhatikan perbedaan warnanya di sepanjang batang lem dan dalam lingkaran berwarna di latar belakang putih. Kamu bahkan dapat merekatkan lebih banyak batang lem dan mengulangi langkah 1. Bagaimana perubahan warnanya ketika kamu menambahkan lebih banyak batang lem.
- Mintalah bantuan temanmu untuk memegang dua filter polarisasi di depan matanya, seperti kaca mata. Arahkan sebatang lem ke arah temanmu dan pancarkan senter melalui lem tersebut. Minta temanmu untuk memutar filter. Apakah yang dilihatnya?
- Jika kamu hanya memiliki satu filter polarisasi, peganglah filter ini di antara batang lem dan senter dan putarlah. Salah seorang harus melihat filter tersebut dari samping.
Analisa
Tentang Terjadinya Pelangi :
Senter tadi memancarkan cahaya yang
mengandung semua warna pelangi. Batang lem menyebarkan cahaya biru lebih banyak
dari pada cahaya kuning atau merah. Karena warna pertama yang disebarkan adalah
biru, ujung batang lem yang paling dekat dengan senter tampak biru, sedangkan
ujung satunya kuning atau kuning-jingga. Saat lebih banyak batang lem yang
digabungkan, cahaya kuning yang disebarkan menjadi lebih banyak, dan lingkaran
warnanya berubah menjadi jingga.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pelangi atau bianglala
adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya.
2. spektrum warna adalah panjang
gelombang cahaya yang membentuk pita garis-garis paralel,dan tiap warna
bernuansa dengan warna di sebelahnya.yakni warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
3. Pelangi terbentuk karena
pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang ada di atmosfir. Bermula dari
ketika cahaya matahari melewati sebuah tetes hujan yang kemudian dibelokkan
atau dibiaskan sedemikian rupa menuju tengah tetes hujan tersebut. Kemudian,
warna-warna yang terpisah ini memantul di belakang tetes hujan dan memisah
lebih banyak lagi saat meninggalkannya. Akibatnya, cahaya tampak melengkung
menjadi kurva warna.dan terbentulah sebuah pelangi.
4. Faktor-faktor yang menyebabkan
terbentuknya pelangi antara lain: ada hujan, dan cahaya matahari yang
mendispersikan cahaya monokromatis dari matahari menjdai warna-warna
polikromatis yang indah. Selain itu posisi pengamat juga akan mempengaruhi
terlihat atau tidaknya sebuah pelangi. Posisi pengamat harus berada di antara
cahaya matahari dan tetesan air tadi.
5. Percobaan sederhana seperti yang
telah dijelaskan dalam makalah ini berfungsi untuk membantu kita dalam memahami
proses terbentuknya pelangi dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Tipler, P.
A., 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik, Edisi ketiga, Jilid 2.
(Terjemahan Dra. Lea P. M.Sc. dan Rahmat W Adi, Ph.D.). Erlangga: Jakarta.
Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html
Bassett,John.
2008. Buku Cuaca dan Iklim. Jakarta:
Erlangga
"http://raytkj.blogspot.com/2011/01/proses-terjadinya-pelangi.html"
target="_blank">proses terjadinya
pelangi</a>
LAMPIRAN
Kelima gambar diatas diambil pada
tanggal 09 Februari 2012, pada pukul 10:05. Saat itu foto diambil di
sebelah timur rumah pengamat (saya) dan gambar 5 adalah keadaaan awan dan
cahaya matahari saat pelangi tersebut terjadi. Tampak cahaya matahari tertutup
oleh awan. Dan pada saat itu hujan rintik-rintik baru saja turun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar