Rabu, 19 Desember 2012

ada apa dengan impian kita




Apa sih perlunya menentukan target dan hidup kita? Apa sih pentingnya bagiku? Karena aku tahu itu semua adalah mimpiku sejak aku kecil dan aku tahu mimpi itu tidak akan menjadi kenyataan jika aku sendiri melupakannya. Semua tahu kan jika masa-masa kecil adalah masa yang paling indah untuk bermimpi. Karena apa? Ketika kita kecil, kita bagaikan seekor burung yang bebas beterbangan kesana kemari tanpa rintangan, hambatan. Itulah kita dimasa kecil. Bebas memimpikan apa saja, mimpi yang bebas. Aku pengen jadi dokter, aku pengen jadi astronot, aku pengen jadi artis, aku pengen jadi presiden, aku pengen jadi anggota FBI, agen rahasia, SWAT, dan seribu ‘aku pengen jadi ..’ lainnya. Indah bukan? Semua hal yang kita lihat, kita pahami dan rasakan dan langsung kita ucapkan dengan polos ‘aku pengen jadi....’


pengen jadi ilmuwan

pengen jadi dokterr :D    




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgNfP-mMDAssRcuGq1JHhkNxsiOK227CC2tV2ne0UA_ZMEAWakYSUgYg9jJS5nQcrFpUx6p0ZC0zfk7mKvp6U-R9_Wvbs4YaUks7L_wQYb9EUrvQPtLameJ32sdwMlpsx_6zjGXckD8aY/s1600/1527-Toddler-and-Kid-Policeman-Costume-large.jpg
Aku ingat betul itu terjadi saat aku TK sampai kelas empat sd. Seiring dengan berjalannya waktu serta hal-hal baru yang kita ketahui serta mulai berkembangnya pemikiran kita tentang sebab-akibat, ita tahu bahwa di dunia tidak akan ada suatu akibat jika kita tidak punya suatu sebab yang memungkinkan akibat itu akan terjadi. Begitu juga dengan impian dan cita-cita kecil kita. Seiring dengan kedewasaan kita, impian itu bukannya membesar,tapi mengecil. Tau kenapa? Otak! otaklah yang menekan kita , menekan diri kita yang sebenarnya. Masih ingat bukan waktu SMP kita sering berpikir “ah, kenapa jadi presiden? Rumit! Enggak enak harus begini harus begitu blablabla..” atau kadang kita mikir gini “apaan FBI? Itukan lembaga independen amerika! Mana mungkin gue orang indonesia bisa kecemplung disitu!! Agen rahasia juga! Emang mau kerja apaan? Kejar-kejaran? SWAT lagi, ah jadi tambah nggak mudeng, mending jadi guru lah” ya kan? Pasti banyak kalian yang berfikir serupa. Jadi apa yang bisa kita pelajari dari sebuah peristiwa diatas? Ya, kita bisa lihat besar sekali perbedaan antara seorang anak kecil yang masih lugu dan belum mengetahui apa-apa dengan seseorang yang mulai beranjak dewasa. Lalu apa lagi kemudian? Ketika SMA akhir seperti aku sekarang. Wah, jangan ditanya lagi deh apa yang ada di otakku. Mau nggak mau semua fakta dan kenyataan menumpuk seperti benang ruwet di kepala. Nggak tau yang mana pangkal dan yang mana bagian ujung. Bukan hanya teori sebab akibat, semua resiko, seluk beluk dan hambatan tersedia berjuta-juta untuk menghalangi kita dengan cita-cita kecil kita.

Kita menjadi terlalu minder,tidak percaya diri, dan takut untuk menentukan langkah kita selanjutnya. Kita menjadi takut untuk jatuh dan tidak bisa berdiri lagi. Kita takut gagal dan terinjak. Seorang anak yang dulu selalu memimpikan menjadi dokter, kini ia takut sudah terlalu banyak dokter, takut tidak mampu, takut tidak bisa, dan seribu alasan ketakutan yang lain. Seorang anak yang dulunya pengen jadi astronot sekarang dia merasa tidak mampu, terlampau banyak hukum alam dan fisika yang tidak ia kuasai. Dan jadilah impian kita sebatas pegawai, bawahan, dan sebangsanya yang tugasnya ‘hanya menerima perintah’ hanya manut, manut, dan manut. Kemana diri kecil kita yang dulu? Yang selalu dipenuhi berjuta angan dan perubahan yang besar, yang berusaha menciptakan sesuatu? kemana??

Semua ini salah siapa? Tentu nggak adil jika kita menyalahkan otak dan IPTEK yang ada. Otak dan IPTEK memang diciptakan untuk mengatakan realita yang ada dan harus kita hadapi. Tuhan? Oh, itu sangat tidak mungkin. Tuhan akan selalu menantikan kita dengan apa yang telah kita lakukan, tuhan berikan mukjizatnya pada kita. Waktu? Tidak! Ketika waktu sedang angkuhnya berputar tanpa henti tak ada seorangpun yang berhak untuk menghentikannya. Kitalah yang harus mengejarnya. Lalu apa yang kita lakukan? “eheemmm,, andaikan tuhan memberiku pilihan, aku akan milih jadi anak kecil selamanya, agar aku bebas untuk bermimpi dan menggantungkan anganku setinggi awan” mungkin itu jawabannya? Tidak itu juga salah. Lalu apa yang benar?

Coba kita perhatikan sedikit cerita dari orang-orang dahulu. Ingatkah sewaktu kita kecil dan muda? Kita selalu bermimpi untuk mengubah dan membawa dunia dalam kedamaian, seiring dengan bertambahnya usia kita, ternyata impian kita jelas tidak bisa terlaksana. Lalu kita memutuskan untuk mengubah negara kita. Semakin kita menyadari, ternyata usia kita sudah semakin tua dan benar-benar tidak memungkinkan bagi kita untuk mengubah negara dan dunia kita. Akhirnya kita berharap kita bisa mengubah keluarga kita. Membimbing istri dan anak-anak kita. Namun kemudian, apa yang terjadi? Kita baru menyadari ketika kita telah tiada, kita tidak berhasil untuk membuat perubahan sekecil apapun dalam hidup kita. Pada saat itulah kita sadar apa kesalahan terbesar dalam hidup. Apa itu? Kita! Kitalah yang harus berubah. Kita harus merubah diri kita sendiri ke arah yang lebih baik. Kemudian kita berikan panutan untuk keluarga, lingkungan, dan masyarakat di sekitar kita. akhirnya negara dan dunia.

Nah, itulah yang seharusnya menjadi gambaran bagi kita. Jadi sebenarnya tidaka da yang salah dengan cita-cita dan impian besar kita sewaktu kecil. Untuk mewujudkan impian besar, maka kita harus menjadi pribadi yang luar biasa, pribadi yang besar.bagaimana? ya benar, instropeksi diri, mengubah diri kita dan beri contoh masyarakat di sekitar kita. So, jika kita yakin dan mampu mengapa tidak? Kita hanya perlu menulis impian kita di kertas lalu tempel di setiap sudut ruangan. Di tempat tidur, di meja makan, di meja belajar, di dompet atau tempat mana saja yang sering kita gunakan. Dengan begitu kita akan selalu ingat sebenarnya hidup kita untuk apa, dan akhir apa yang ingin kita capai? Jadi, kenapa malu untuk bermimpi besar. Toh hanya perlu berniat dan berusaha yang terbaik. Tuhan maha mengetahui segalanya, tuhan tahu apa yang terbaik dan terindah bagi kita. Jadi tulislah sebanyak-banyaknya apa yang kita inginkan dalam hidupmu ini, sebanyak yang kita inginkan, tapi jangan lupa! Berikan penghapusnya kepada tuhan. Biarkan tuhan menghapus apa-apa yang tidak baik untuk kita. Biarkan tangan tuhan ikut berperan dalam hidup, karena kita hidup tidak sendiri, kita seperti wayang yang memerlukan seorang dalang hebat untuk memainkan cerita kehidupan kita.



 


move on!!




postingan kali ini, spesial ku persembahkan buat temen-temenku semua, khusunya yang sekarang duduk di bangku SMA , tetap semangat kawan, masa depan yang indah ada di genggamanmu :D



 

Thanks...                                         
Semoga bermanfaat


10 desember 2012

2 komentar:

  1. Wah selalu ada dong, yg kemarin kan blum slese wktu ente buka
    nah skrng udah unyu badai kan :D

    BalasHapus