yah, setelah beberapa hari mood ku ilang akhirnya balik lagi nih hehe
oke oke kemarin aku lupa ya nggak bilang kalo aku itu lumayan suka ya bikin cerita alias cerpen
so, di postingan kali ini aku mau unjuk gigi nih tentang hasil karyaku
check this out yappp.. :D
Di Ujung Pelangi
Perlahan tapi pasti, akan kutepis rasaku ini untukmu. Aku
tahu, menyesal di saat seperti ini tidak akan mungkin merubah semua yang telah
terjadi, aku tak punya pilihan, aku harus menghadapinya. Sebenarnya, aku ingin
sang waktu mengizinkanku untuk kembali beberapa jam yang lalu. Akan tetapi
semuanya terlambat! Karena sekeras apapun aku menginginkannya, sebesar apapun
pengorbananku, semua hanya sia-sia.
Aku tidak berhak mengubahnya.
Tidak sampai kapanpun!!!
Pagi itu....
Seperti hari biasa, aku bangun
pukul empat pagi. Tapi tunggu, ada yang aneh pagi itu. Mmm.. kenpa alarmku
nggak berbunyi ya? Padahal selama ini aku nggak pernah bisa bangun tanpa ‘ayam’
kesayanganku. “ugh, pasti aku lupa tadi malem,” gerutuku dalam hati. Aku tidak
mempedulikan hal itu, aku segera bangkit dari kasurku dan lantas kurapikan
kasurku akibat tidurku yang seperti kucing. “seginikah ulahku waktu waktu
tidur? Uhh!!”. Saat itu juga aku menyadari lampu kamarku tidak seperti
biasanya, kali ini terasa lebih bercahaya dan panas. Akupun tak habis pikir,
tiba-tiba aku teringat yudhi, ya yudhistira fernando. Dialah lelaki yang dua
tahun belakangan ini menjadi pelabuhan bagi hatiku. Langsung saja aku ambil
hpku yang tergeletak di atas meja balajar dan segera kuraih, aku berharap dia menelfonku pafi ini, ugh
tapi nihil, tak ada panggilan ataupun sms satu pun dari dia, kecewa deh. “mmm..
tapi nggak papa deh, sblum brngkat ntar aku main dulu ke rumahnya. Ckckck, aduh
kangen bangettt” -.-
Oiya, aku belum memperkenalkan diriku
sendiri, saking semangatnya cerita nih. Hehehe.. oke aku ainaya vanka.
Temen-temen kampusku lebih sering memanggilku naya atau aya juga boleh. Bagus
ya namaku :D yayalah ainaya itu nama pemberian kakekku, kata kakek artinya
pelangi.aku sekarang ada di semester 4 di sebuah universitas di kota bandung.
Yah, kalau dihitung-hitung bulan ini umurku 19 tahun :P
“waduh, udah jam 5 nih” kataku. Tanpa
menunggu lama lagi aku segera mengambil handuk yang tidak jauh dari tempat
tidurku dan kemudian aku mandi. Tak lama kemudian aku sudah berada di depan
kaca hias. “yey!! Hey aya hari ini kamu harus keliatan cantik gih, pangeran
yudhi, tunggu aku yaaa aku pasti datang kok. Hehehhe” aku berbicara sendiri
sambil senyum-senyum tidak jelas.
Setengah jam kemudian,aku sudah siap
berangkat ke kampus. Eh salah, maksudku bertemu sang pangeran hihihi. Aku
keluar dari kamar dan menuju ruang makan yang terletak di lantai bawah. Tapi,
ada yang aneh lagi,rumahku sepi. Kemana perginya semua orang? Kupanggil mereka
tapi tak ada jawaban satupun.”mamahh..papah.. kak fathir, ihhh dimana sih
kalian? Tega banget ninggalin aku sepagi ini. Mbak nahhh..yah mbok masak ikut
ngilang juga sih? Rese” . ya udah karena terpaksa aku menuju meja makan siapa
tau aja sudah ada sesuatu yang bisa aku santap. Tapi bener-bener kali ini
takdir tidak berpihak kepadaku sama sekali, tidak ada pilihan lagi selain aku
harus berangkat dengan perut kosong. Hikzzz.” Roti nggak ada, selainya juga
ilang. Apa-apaan ini? Masak Cuma minum air putih doang?”
Aku bergegas menuju ke garasi, setelah
kekecewaan yang kudapat di dapur.kuambil kunci ‘jazz’ku . akan tetapi betapa
terkejutnya ketika aku menyadari tak ada mobil kesayanganku disana. Kemana
perginya mobil itu ya? “huh, pasti papah penyebab semua ini. Kenapa sih papah
nggak pernah bilang kalau mau pinjem mobil? Kebiasaan deh” aku langsung
berbalik badan dengan lemas” tunggu!! Kalau emang papah yang pinjem mobil, tapi
kenapa kuncinya ada?? Oh my god, surprise apa lagi kali ini.” Aku benar-benar
tidak mengerti tentang apa yang kualami hari itu, sepertinya dewi fortuna
enggan bersahabat denganku kali ini.
Akhirnya dari pada aku mengutuk
kemalangan nasibku sendiri aku memilih jalan alternatif lain, yaitu dengan naik
bus.kali ini jam sudah menunjukkan pukul 06.15 dan kuliahku akan dimulai 45
menit lagi. Aku cepat-cpat atau aku akan menanggung malu ditangan dosen aljabar
yang sadis itu.hiii.. dengan terpaksa aku harus membatalkan rencanaku untuk
bertemu yudhi. Sampai di halte bus aku melihat sekerumunan orang, aku mencoba
untuk menyapa mereka, siapa tau aja beteku bisa hilang, tapi ternyata enggak
juga yang ada aku makin tambah bete krna tak seorangpun menanggapi ucapanku,
akhirnya aku mengalah dan menjauh dari kerumunan tadi. Kulihat seseorang
perempuan di kejauhan. Sepertinya aku mengenal dia.tapi siapa?? “mmm..rasti?
ngapain dia pagi-pagi disini? Samperin ah”. “hai ti” sapaku.”halooo rasti, kok
pagi-pagi kamu sudah disini?nungguin bis juga ya”kataku kemudian. Tapi rasti
yang kuajak berbicara dia hanya diam dan asyik memencet-mencet tombol hpnya
seolah tidak mendengarkan aku “ih sombong banget nih anak! Pura-pura nggak
denger lagi awas lu ya” kataku sebal sambil merutuki rasti. Tapi tak lama
kemudian bis yang kutunggu datang, aku berlari menghapiri karena tak ingin
ketinggalan.
Di dalam bis penuh sesak dan seakan-akan
tidak ada yang mempedulikanku. Kepulan asap rokok di depanku membuatku harus
terbatuk berkali-kali dan membuat mataku panas. Belum lagi bau sayur-sayuran
yang diangkut pedagang itu. Semua membuatku mual dan aku merasa ingin muntah
saat itu juga, tapi beruntung bagiku, karena tidak lama lagi kampusku akan
terlihat. “pak, kiri pak!” aku berteriak pada sopir bus yang ada di depan,
“pak, kiri” teriak ku lagi. Tapi sepertinya sopir bus itu tak mendengar
suaraku. Akhirnya dengan terpaksa aku mendekati pintu bus dan berteriak cukup
kencang sambil memukul pintu bus, tapi tetap nihil. “tuhannnn mengapa hari ini
begitu menyebalkan? Haruskan aku melompat keluar dari bus ini? Ahh” tanpa
berpikir panjang aku langsunh lompat dari pintu bus dan terguling di jalan.”
Dasar sopir sial! Bisa-bisanya aku jatuh kayak gini? Untung aku nggak lecet!”
Akupun segera berdiri dan berjalan menuju
kelasku, sepanjang jalan tak kulihat teman sekelasku satupun, sempat terlintas
dalam benakku apa mungkin aku terlambat ?. pikiran itupun lenyap seketika aku
sampai di depan pintu kelasku. Kosong! Kelasku kosong, sebenarnya bukan kosong
hanya 5 anak di dalam sana, itupun termasuk diriku. Aku heran kemana perginya
semua temanku? Apakah mereka sedang colut total atau? “hah, kenapa widya nggak
bilang hari ini ada bolos massal? Kan gue mau ikutan tuh! Rese banget tuh anak!
Sial lagi” batinku dalam hati. Aku segera mengambil kursi di barisan paling
depan. Kutoleh ke belakang. “huft mereka lagi! Nggak ada yang lainnya apa?
Kenapa harus adhel dkk. Kenapa? “ huft, menit demi menit kulewati dengan rasa
‘boring’ yang tak tertahankan. Untungnya beberapa saat kemudian pak heru datang
dan .. tapi ada yang aneh kenapa wajahnya murung begitu? Seumur-umur bapak
dosen yang satu ini selalu terlihat ceria. Tapi tidak hari ini. Kenpa ya?
“anak-anak, bapak turut berbelasungkawa atas kepergian teman kalian hari ini,
marilah kita mendoakan agar dia diterima disisNYA dan kita semua yang
ditinggalkan diberi ketabahan. Aminn”
aku semakin tidak paham dengan apa yang diucapkan pak heru tadi, “maaf
pak memang siapa yang bapak maksud?” tanyaku pada pak heru. Tapi apa yang
terjadi? Beliau hanya terdiam membisu begitu pula dengan teman-temanku
Akhirnya mata kuliah tadi selesai juga,
setelah bete tingkat tinggi karena dibuat penasaran, aku akhirnya memutuskan
untuk pergi menemui yudhi,aku tau jam segini dia pasti sedang dirumahnya karena
mata kuliahnya kosong, karena letak tempat kosnya yang tidak jauh dari tempatku
aku memutuskan untuk berjalan kaki sambil menikmati udara bandung yang mulai
panas.
Sambil berjalan aku mengeluarkan
handphonku yang dari tadi sengaja kumasukkan dalam tas, mungkin ada sms atau
telfon dari seseorang , batinku. Setelah kucek ternyata tetap saja nihil tak
ada satupun sms singgah di handphoneku “ini hp apa kuburan sih sepi banget hari
ini, yudhi juga nggak talfon nggak sms kemna aja sih dia, huh”. Karena kesal
aku tak mempedulikan sekelilingku, sampai akhirnya lamunanku dikejutkan oleh
suara berisik. Karena penasaran, akupun mencari asal suara gaduh tersebut,
ternyata tidak jauh dari tempatku berdiri. Segera kuhampiri asal suara tadi
yang ternyata sekelompok orang tengah
mengerumuni sesuatu. “ ada apaan ya? Kok firasatku nggak enak?”.akhirnya aku
mendekat dan ikut berjejal-jejalan melihat apa yang terjadi
Betapa kagetnya setelah aku mengetahui di
depan mataku sebuah mobil jazz putih ringsek, seperti habis menabrak sesuatu.
“aku mengenal mobil ini, tapi punya siapaa?” setelah berfikir keras akhirnya
aku teringat sesuatu.
“nggak,
nggak mungkin ini mobilku, apa yang terjadi?mengapa banyak darah di mobil itu?
Papah..papahh” tanpa berpikir panjang lagi aku segera berhambur menjauhi
kerumunan itu dan pergi menuju rumah.
Aku tak percaya apa yang kulihat. Begitu
aku memasuki halaman rumahku terlihat bendera kuning ada di mana-mana. Ada apa
ini? Mengapa semua orang berpakaian hitam? Apaa..
Aku
segera berlari ke dalam rumah. Betapa terkejutnya aku melihat seseorang
perempuan terbaring kaku di tengah ruangan, perempuan itu tetap diam tak
bergeming, sementera orang-orang disisinya membacakan talil dan doa. “
nggak-nggak mungkin, kenapa wajahku dan dia sama? Siapa dia? Tidak mungkin itu
aku! Tidak!!” jeritku. “ nggak mungkin! Nggak mungkin aku sudah mati” jeritku
semakin histeris. Aku segera menghampiri mamah dan papahku “mah, pah katakan
apa yang sedang terjadi. Itu bukan aku kan? Bukan kan pah! Mah? Ayo jawab!!
Jawab pertanyaanku.... kenapa kalian diam? Ayo jawab”suara tangisku semakin
pecah tak terbendung sementara mamah dan papah tetap diam seperti tak
mendengarku. Kulihat kak fathir, aku segera menghampirinya berharap dia akan
menjawab semua pertanyaanku dan mengatakan bahwa aku masih disini. Tapi tetap
saja aku ak mendapatkan jawaban yang aku inginkan, begitu juga teman-temanku.
Mereka semua tak mendengarku, tak melihatku dan tidak menyadari kehadiranku
disana. Ini tidak mungkin terjadi, pasti ada yang salah. Pasti!! Mungkin mereka
semua sedang mengerjaiku, aku yakin aku nggak bleh kebawa emosi.
Akhirnya dengan hati shock aku
meninggalkan kerumunan orang-orang tadi dan menuju ke kamarku di lantai atas.
Tiba-tiba aku melihat yudhi sedang menyendiri seorang diri. Bak disambar petir,
aku tidak mempercayai penglihatanku saat itu. Kenapa yudhi ada disini? Karena
penasaran akupun menghampirinya, berharap dia akan menghiburku dan meyakikanku
bahwa semua tadi hanya surprise dan kerjaan iseng yang nggak ada gunanya.”sayang,
apa yang terjadi padaku?kenapa semuanya jadi seperti ini.” Tanyaku padanya.
“jawab dong, jawab yud, aku yakin kamu pasti tau aku ada disini. Jangan seperti
mereka,aku benci dipermainkan kayak gini” teriakku di hadapannya “yud, jawab
yud. Kalau kamu diem aja itu tandanya kamu gk sayang aku lagi” kataku kemudian.
Yudhi tetap diam tidak bergeming, bahkan tubuhnya semakin bergetar hebat.
Seketika saat itu juga aku merasa lemas dan tidak bertenaga, seolah-olah lutu
ini tak mampu lagi menopangku. Aku akhirnya duduk terjatuh di hadapannya, di
hadapan kekasih yang aku cintai. Perlahan-lahan aku mengangkat wajahku kucoba
untuk melihat dia, aku yakin pasti saat itu dia sedang menahan tawa melihat aku
menangis, melihat semua kekonyolan dan kebodohanku. Kulihat wajahnya, lalu
matanya. Alangkah terkejutnya aku ketika melihat apa yang terjadi padanya! Dia
menangis!” Tidak, kamu nggak boleh nangis yud. Aku disini. Aku selalu disini
sayang. Dengerin aku” aku tak kuasa menahan gejolak yang kurasakan, semua
perasaan marah,emosi, dan sedih berkumpul menjadi satu, ingin sekali saat itu
juga aku membuang jauh-jauh semua rasa itu.
Tiba-tiba tanpa aku sadari yudhi
bergerak, dia seperti ingin mengambil sesuatu. Sebuah kotak merah ia keluarkan
dari sakunya. “yud, jangan bilang kalo kamuuu..” “aya sayang, kamu tau kan ini
apa?” aku histeris begitu mengerti apa yang dia maksudkan “ini cincin
pertunangan kita. Aku membelinya 2 hari yang lalu... akuu aku berniat
memberikannya untukmu hari ini kamu tau, di hari ulang tahunmu aku berharap
cincin ini akan menjadi kado terindah untukmu. Tapi apa dayaku aya... tuhan
sudah berkehendak lain, aku mencintaimu, aku menyayangimu lebih dari apapun di
dunia ini. Tapi tuhan lebih sayang kamu ya, DIA ingin kamu berada disisiNYA
dari pada memberikannya untukku...” yudhi terlihat begitu shock dan sedih saat
mengucapkan kalimat itu. Dia tidak pernah serapuh itu selama hidupnya, semua
orang tahu yudhi adalah orang yang kuat, “tidak mungkin yud, ini semua nggak
mungkin terjadi. Jika tuhan lebih sayang padaku tentu tuhan akan mengijinkan
aku bahagia bersamamu” kataku pelan, seakan suaraku tertahan.
Tak lama kemudian semua orang keluar dari
rumahku. Mereka akan menguburkanku, mereka akan menyatukanku dengan tanah saat
itu juga. dimana aku berasal dan akhirnya kembali.
“tidak, hentikan semua sandiwara ini
mah,pah! Siapapun yang dapat mendengarku. Aku belum mati! Aku masih disini. Aku
mohon tolonglah akuu...” jeritku histeris ketika kulihat tubuhku perlahan-lahan
tertutup oleh tanah. Aku berusaha berlarian kesana-kemari berharap ada
seseorang yang dapat menolongku. Tapi sepertinya semuanya sia-sia. Karena
semakin aku berlari semakin kenyatan itu menjadi jelas bahwa aku telah tiada.
Aku telah mati! Akhirnya aku hanya dapat b erpasrah melihat jasadku telah
terkubur rata dengan tanah.semuanya seolah berjalan lambat saat itu. Aku dapat
melihat jelas bagaimana reaksi orang-orang saat itu. Papah,mamah, kak fathir,
yudhi,widya,dan semuanya. Aku berdiri di samping yudhi. Kucoba untuk
menggenggam tangannya, mungkin untuk yg terakhir kalinya, kuraih tangannya.
Tapi sepertinya kehendak berkata lain,tanganku tak dapat meraihnya.
“aya, mamah papah sayang sama kamu. Kita
disinisayang aya. Aya tenang ya disana.disini kami selalu mendoakanmu, malaikat
kecilku”kata mamah aya. “ aya sayang, anak papah yang paling cantik. Papah
bangga punya anak sepertimu, yang tenang ya sayang, damai disana! Kami semua
kehilanganmu.”kata papah tak kuasa menahan tangisnya.
“adekku yang cantik,Yang imut, ngangenin.
Kakak sayang sama adek. Tapi harus gimana lagituhan lebih sayang kamu dek.
Maafin kakak ya selama ini. Aku sudah maafin kau kok aya. You will be my best
sister ever aya. I miss you”kata kak fathir. “aya, aku bener-bener nggak
nyangka kamu bakal ninggalin kita seperti ini. Raga kita boleh terpisah tapi
persahabatn kita nggak akan terpisah sampai kapanpun. Kita selalu sahabat aya
sayang, semua kenangan denganmu akan menjadi hal yang takkan terlupakan dalam
hidup kita. Kamu sahabat terbaikku, selamanya”.
“aya sayangku, aku bener-bener nggak
nyangka kamu bakal ninggalin aku secepat ini.aku mencintaimu kamulah yang
terbaik untukku. Aku tak tahu lagi apa yang akan aku lakukan disini tanpamu.
Kini kau telah tiada , takan ada seorangpun yang mampu menggantimu dihatiku.
Separuh hatiku ikut bersamamu ya. I love you aya.. mengenalmu adalah hal
terindah di hidupku. Aku bahagia bisa menjadi orang yang kamu sayangi.
Mencintaimu seperti berada di atas awan, tapi kehilanganmu seperti dihempaskan
ke tanah, sakit sayang!”kata yudhi.
Perlahan tapi pasti semua orang
meninggalkanku satu persatu. Kini aku sendiri di tempat ini. Kulihat sekitar
ku, hari sudah mulai gelap. Suara lolongan anjing menambah suasana menjadi
semakin menakutkan. Aku mencoba berpikir
apa yang telah terjadi padaku. Kulihat cincin itu diatas pusaraku, aku
hanya membayangkan bagaimana jika cincin itu berada di jariku, aku pasti senang
sekali.
Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Pagi itu
sekitar pukul setengah empat aku keluar rumah. Pagi itu aku berencana pergi ke
rumah yudhi. Karena aku teringat aku melupakan pertemuanku dengannya. Karena
merasa bersalah pagi itu juga aku ingin ke rumahna untuk meminta maaf. Di
tengah perjalanan aku mengantuk dan tanpa aku sadari brakkkk....
ternyata mobilku menghantam sebuah truk besar dan tiba-tiba semuanya gelap.
Hingga aku terbangun kembali . aku
masih tidak dapat mempercayai ini. Semua terjadi begitu saja tanpa dapat aku
hindari.
Aku melihat cahaya putih bersinar.
Semakin kuperhatikan cahaya putih itu semakin lama semakin besar. Dan tak lama
kemudian cahaya tadi membentuk sebuah tangga yang teramat sangat terang. Tanpa
berfikir panjang aku pun menaiki tangga itu. Dan kulihat sebuah tempat yang
sangat indah. Tempat itu seperti di atas awan, penuh dengan pelangi. “aku suka
tempat ini. Disini aku akan menunggu orang-orang yang aku cintai. Aku akan
menunggu mereka sampai kapanpun tak peduli berapa lama itu. Terasuk pangeranku
‘yudhistira fernando’. Aku menunggu kalian” :’)
Tuhan..
Jika memang ini jalan terbaikMu untukku
Aku akan terima tuhan, betapapun
sulitnya
Betapapun aku tak sanggup
Betapapun harus kurelakan semua yang
kumiliki
Aku akan terima keputusanMu
Tapi aku mohon satu hal
Tolong jaga orang-orang yang aku
sayangi
Aku nggak mau mereka semua sedih
Aku nggak mau mereka terus meratapi
kepergianku
Sampaikan salamku pada mereka
Aku disini bahagia bersamaMu
Buat mereka selalu tersenyum,tuhan
Jangan ada air mata duka menetes dari
mata mereka
Jangan lupakan ingatan tentang aya
Maafkan aya, yang hanya bisa memberi
sedikt warna di hidup mereka
Tapi aya akan menunggu kelian disini
Di ujung pelangi :’)
Oleh: resti fouziah
Email:
restifouziah@gmail.com